Indonesia merupakan wilayah yang memiliki kerawanan tinggi terhadap berbagai bencana alam. Oleh karena itu, memastikan Keselamatan Murid di lingkungan sekolah adalah prioritas mutlak yang tidak bisa ditawar. Sekolah memiliki peran fundamental dalam menerapkan langkah-langkah progresif mitigasi bencana, tidak hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai ruang aman di mana siswa dapat terlindungi dari ancaman alam. Upaya ini melibatkan perencanaan, pelatihan, dan kesadaran kolektif.
Langkah progresif pertama dalam memastikan Keselamatan Murid adalah melakukan evaluasi risiko yang mendalam. Setiap sekolah harus mengidentifikasi potensi bahaya di sekitarnya, mulai dari risiko gempa bumi, banjir, tsunami, hingga kebakaran. Penilaian ini juga mencakup analisis kerentanan bangunan dan fasilitas sekolah. Misalnya, jika sekolah berada di dekat sungai besar, perlu ada rencana evakuasi khusus banjir. Jika terletak di daerah padat penduduk, bahaya kebakaran harus menjadi perhatian utama, dengan memastikan ketersediaan alat pemadam api dan jalur evakuasi yang jelas.
Setelah risiko teridentifikasi, pengembangan dan implementasi rencana darurat adalah langkah selanjutnya. Rencana ini harus mencakup prosedur evakuasi yang detail untuk setiap jenis bencana, penentuan titik kumpul yang aman di luar gedung, dan daftar kontak darurat. Yang terpenting, rencana ini harus dikomunikasikan secara efektif kepada seluruh warga sekolah—siswa, guru, staf, dan orang tua. Pada 20 April 2025, Kementerian Pendidikan Nasional menerbitkan “Panduan Sekolah Aman Bencana” edisi terbaru, yang memberikan kerangka kerja bagi sekolah-sekolah di seluruh negeri.
Latihan dan simulasi rutin adalah kunci untuk menanamkan kesiapsiagaan. Pengetahuan teoritis saja tidak cukup; siswa dan guru harus terbiasa dengan prosedur evakuasi melalui latihan yang berkala. Simulasi gempa bumi, latihan kebakaran, dan sesi pertolongan pertama adalah contoh kegiatan yang membantu melatih respons otomatis dan mengurangi kepanikan saat bencana sungguhan terjadi. Tim respons darurat sekolah, yang terdiri dari guru dan staf yang terlatih, juga harus siap mengarahkan dan membantu selama situasi darurat. Ini adalah bagian integral dari upaya Keselamatan Murid.
Keselamatan Murid tidak hanya menjadi tanggung jawab pihak sekolah, tetapi juga memerlukan dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Kolaborasi antara berbagai pihak akan memperkuat upaya mitigasi bencana. Dengan langkah-langkah progresif dan berkelanjutan, sekolah dapat bertransformasi menjadi benteng perlindungan, di mana setiap anak dapat belajar dan tumbuh dalam lingkungan yang aman, siap menghadapi tantangan alam dengan pengetahuan dan kesiapsiagaan.