Membicarakan seksualitas dengan anak seringkali dianggap tabu atau terlalu dini oleh sebagian orang tua. Namun, edukasi seksualitas yang tepat dan sesuai usia untuk anak-anak adalah hal yang sangat esensial di era modern ini. Memberikan pemahaman yang benar tentang tubuh, privasi, dan batasan pribadi tidak hanya membantu anak memahami diri mereka sendiri, tetapi juga menjadi benteng pertahanan utama terhadap potensi bahaya seperti pelecehan seksual dan informasi yang salah dari lingkungan luar.
Salah satu alasan mengapa edukasi seksualitas begitu penting adalah untuk membekali anak dengan pengetahuan yang akurat. Anak-anak akan selalu memiliki rasa ingin tahu tentang tubuh mereka dan bagaimana mereka lahir. Jika informasi tidak didapatkan dari sumber yang terpercaya (orang tua atau pendidik), mereka cenderung mencarinya dari teman sebaya, internet, atau media lain yang mungkin memberikan informasi keliru atau tidak sesuai usia. Memberikan informasi yang jujur dan terbuka sejak dini akan membentuk pemahaman yang sehat tentang seksualitas.
Lebih dari itu, edukasi seksualitas juga merupakan alat penting untuk mencegah pelecehan seksual. Dengan mengajarkan tentang konsep “sentuhan baik” dan “sentuhan buruk”, serta hak untuk menolak sentuhan yang tidak nyaman, anak-anak akan lebih mampu mengenali situasi berbahaya dan berani melaporkannya. Mereka perlu tahu bahwa tubuh mereka adalah milik mereka sendiri dan tidak ada yang boleh menyentuh tanpa izin, terutama di area pribadi. Pada sebuah lokakarya Parenting and Child Protection yang diadakan di Jakarta pada hari Sabtu, 22 Juni 2024, pukul 09.00 WIB, seorang psikolog anak, Ibu Maya Sari, M.Psi., menegaskan bahwa, “Anak yang memiliki pemahaman tentang tubuhnya dan berani berkata tidak akan lebih terlindungi dari potensi pelecehan.”
Selain perlindungan diri, edukasi seksualitas juga membantu anak memahami perubahan fisik dan emosional yang akan mereka alami saat pubertas. Memiliki pengetahuan ini sebelumnya dapat mengurangi kebingungan, kecemasan, dan stigma terkait perubahan tubuh mereka. Ini juga membuka jalur komunikasi yang sehat antara anak dan orang tua, sehingga anak merasa nyaman untuk bertanya atau berbagi masalah terkait seksualitas.
Oleh karena itu, edukasi seksualitas bagi anak bukan tentang mengajarkan hal-hal yang vulgar, melainkan tentang memberdayakan mereka dengan pengetahuan, privasi, dan kemampuan untuk melindungi diri. Ini adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan fisik, mental, dan emosional anak, membimbing mereka tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab dan aman.