Bekali Generasi Muda: Pembekalan Seksual Proporsional Usia yang Efektif

Fenomena kekerasan dan penyalahgunaan seksual terhadap anak dan remaja terus menjadi keprihatinan global. Untuk membangun pertahanan yang kuat dari dalam diri generasi penerus, Bekali Generasi Muda dengan pembekalan seksual proporsional usia menjadi langkah yang sangat efektif. Pendekatan ini memastikan bahwa informasi tentang seksualitas disampaikan secara bertahap, disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan kebutuhan perkembangan psikologis anak di setiap fase usianya. Bekali Generasi Muda dengan pemahaman yang tepat akan memberdayakan mereka untuk membuat keputusan yang sehat dan melindungi diri.

Bekali Generasi Muda sejak dini, bahkan dari usia prasekolah, dengan konsep dasar privasi tubuh dan batasan pribadi. Pada tahap ini, fokusnya adalah mengajarkan nama-nama yang benar untuk bagian tubuh, termasuk bagian privat, dan menanamkan pemahaman bahwa tidak ada yang berhak menyentuh tubuh mereka tanpa izin. Sebagai contoh, di sebuah lokakarya yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 14 Oktober 2024 di Aula Balai Pelatihan, seorang praktisi edukasi anak, Ibu Sarah, mendemonstrasikan cara menggunakan boneka peraga untuk menjelaskan konsep “sentuhan aman” dan “sentuhan tidak aman” kepada orang tua. Metode ini membantu membangun komunikasi awal yang positif antara anak dan orang tua.

Seiring bertambahnya usia, materi pembekalan seksual harus semakin mendalam dan relevan. Untuk anak usia sekolah dasar, pembahasan dapat mencakup perubahan fisik saat pubertas, kebersihan organ intim, dan pentingnya menjaga rahasia yang melibatkan sentuhan tidak nyaman. Saat memasuki masa remaja, Bekali Generasi Muda dengan pemahaman tentang hubungan yang sehat, persetujuan (consent), risiko kesehatan seksual, dan bahaya eksploitasi online. Misalnya, pada hari Selasa, 7 November 2024, di Sekolah Menengah Atas (SMA) Harapan Bangsa, unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dari Kepolisian Resor setempat mengadakan seminar interaktif tentang hukum dan dampak dari kekerasan seksual, dengan narasumber dari kepolisian, Inspektur Dua Budi Santoso.

Keterlibatan aktif dari orang tua, pihak sekolah, dan komunitas adalah kunci dalam mewujudkan Bekali Generasi Muda yang berdaya. Komunikasi terbuka di rumah menciptakan lingkungan aman bagi anak untuk bertanya dan berbagi. Sekolah berperan dalam menyediakan kurikulum yang terintegrasi, dan pemerintah serta lembaga terkait mendukung melalui kampanye kesadaran dan fasilitas layanan. Dengan pendekatan yang holistik dan proporsional usia ini, kita dapat menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki literasi seksual yang kuat, mampu menjaga diri, dan berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih aman.